Di tanah cuaca tanah tropika
kita terlahir
menuntun perjalanan sebuah sejarah
ayu, terlalu banyak saudara kita
yang jadi berjiwa budak
terlalu banyak
tak henti angin asing datang gemuruh
menggusur tanahmu, rawa bakaumu,
bukit kapurmu, pasir putihmu
mereka renggut
purnama yang terbit
dari indah mata bersitatap
redup saat laut surut:
di rawa-rawa, di bakau-bakau
di karang-karang, di pasir-pasir
hotel-hotel menjalar bagai parasit
terlalu banyak
yang tak bisa hidup sahaja
di pesisir ini, ayu, kita rindu nelayan berlagu
pulang dari laut jauh
kita kenang penyu bertelur saat bulan penuh
kita kangen manggang ikan di bawah gemintang
bercengkerama dengan angin garam
di malam langit jimbaran
kita hanya bisa kangen
tak mampu berbuat apa
namun ada kupunya mimpi
menjaga tanah bali
dalam rangkuman kasih puisi
kita terlahir
menuntun perjalanan sebuah sejarah
ayu, terlalu banyak saudara kita
yang jadi berjiwa budak
terlalu banyak
tak henti angin asing datang gemuruh
menggusur tanahmu, rawa bakaumu,
bukit kapurmu, pasir putihmu
mereka renggut
purnama yang terbit
dari indah mata bersitatap
redup saat laut surut:
di rawa-rawa, di bakau-bakau
di karang-karang, di pasir-pasir
hotel-hotel menjalar bagai parasit
terlalu banyak
yang tak bisa hidup sahaja
di pesisir ini, ayu, kita rindu nelayan berlagu
pulang dari laut jauh
kita kenang penyu bertelur saat bulan penuh
kita kangen manggang ikan di bawah gemintang
bercengkerama dengan angin garam
di malam langit jimbaran
kita hanya bisa kangen
tak mampu berbuat apa
namun ada kupunya mimpi
menjaga tanah bali
dalam rangkuman kasih puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar