Maaf kan aku, untuk setiap air mata yang tumpah tak tergenggam dari sela- sela jemariku. Aku hanyalah masa lalu yang melabirin, engkau masa depan yang ingin kujelang, adakah kita bertemu di suatu masa nanti. Di teduh pohon kupu- kupu bersahutan. Ditaman, bunga- bunga bermekaran menebar aromanya. Dimana benang sari yang tersisa ? Kau selalu tampik tatapku dari parasmu. senandung rindu, rintihan pilu, syair syahdu. Tetap saja kau membatu menepis semua tanyaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar